Konsep Dasar IPA 1(Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan)




Makalah
Konsep Dasar IPA 1
(Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan)  





 Oleh :

  I Gede Putu Suryawan        1311031058


      

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2014







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di muka bumi ini ada makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Setiap makhluk hidup itu pasti tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup berbeda-beda. Makhluk hidup tubuhnya terdiri dari berbagai jenis ada yang disebut sel, jaringan, organ, system organ dan organisme. Makhluk hidup ada yang tubuhnya hanya tersusun dari satu sel disebut makhluk hidup uniseluler (organisme uniseluler), dan ada yang tubuhnya mencapai ukuran sangat besar dan kompleks tersusun dari banyak sel disebut makhluk hidup multiseluler (organisme multiseluler). Tubuh organisme multi seluler tersusun dari jaringan. Kumpulan beberapa jaringan membentuk organ. Selanjutnya organ saling berinteraksi sehingga membentuk sistem organ akhirnya akan membentuk organisme atau makhluk hidup. Dengan demikian dalam perkembangan dan pertumbuhan makhluk hidup antara yang satu dan yang lain saling berkaitan dan tidak berjalan dengan sendirinya.
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut yang membuat para ilmuan yang ingin mempelajari makhluk hidup secara lebih lanjut membuat suatu sistem yang disebut klasifikasi. Klasifikasi ini bertujuan untuk mempermudah para ilmuan memilah-milah perbedaan serta persamaan yang terdapat pada makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan dan persamaan tersebut meliputi perbedaan dan persamaan baik secara morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku dan sebagainya.
Keanekaragaman makhluk hidup meliputi berbagai macam keragaman bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terlihat  pada berbagai tingkatan persekutuan makhluk hidup yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan genetik.
           



B.     Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Jaringan apa saja yang terdapat pada hewan?
2.      Apa pengertian organ, system organ dan organisme?
3.      Bagaimana penglasifikasian mahluk hidup?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui jaringan yang terdapat pada hewan.
2.      Menjelaskan pengertian organ, system organ dan organisme.
3.      Mengidentifikasi penglasifikasian mahluk hidup.





BAB II
PEMBAHASAN
A.   Jaringan pada Hewan
Secara garis besar jaringan pada hewan dikelompokkan menjadi 4 yaitu jaringan Epitelium, jaringan pengikat dan penyokong, jaringan otot dan jaringan saraf.
1.      Jaringan Epitelium
Jaringan Epitelium tersusun atas sel dalam lembaran-lembaran. Jaringan epitel terdiri dari sel dengan batas yang jelas dan terletak rapat satu sama lain. oleh karena itu, jaringan epitel dapat dikatakan sebagai jaringan yang seluler. Jaringan epitel dapat berasal dari:
·        Ektoderm. Misalnya epitel pada kulit
·        Entoderm. Misalnya epitel pada saluran pencernaan
·        Mesoderm. Misalnya epitel pada saluran kemih
Jaringan Epitelium memiliki berbagai fungsi tergantung dari posisi jaringan. Fungsinya antara lain:
  • Sebagai pelindung
  • Sebagai alat sekresi
  • Sebagai alat penerima impuls
  • Sebagai alat penyaring atau filtrasi
  • Sebagai alat absorpsi
  • Sebagai alat respirasi
  • Dalam rangka fungsinya sebagai pelindung, biasanya epitel sendiri pun diberi pelindung yaitu lapisan tanduk (korneum), silia, dan lapisan lendir.
Berdasarkan struktur dan fungsinya dapat dibagi 2 yaitu :
1.      Jaringan Epitelium penutup
Jaringan epitelium penutup berperan melapisi permukaan tubuh dan jaringan lainnya. Jaringan ini terdapat pada permukaan tubuh, permukaan organ, melapisi rongga, atau merupakan lapisan sebelah dalam dari saluran yang ada dalam tubuh, misalnya dalam saluran pencernaan dan pembuluh darah.
2.      Jaringan Epitelium Kelenjar
Jaringan epitelium kelenjar disusun oleh sel-sel khusus yang mampu menghasilkan sekret atau getah cair. getah cair ini berbeda dengan darah atau cairan antarsel. Berdasarkan cara kelenjar mensekresikan cairannya, kelenjar dibedakan menjadi dua, yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin.
Berdasarkan bentuk selnya maka Jaringan Epitelium dibedakan menjadi :
Epitelium pipih, Epitelium silindris dan Epitelium kubus. Epitelium ini selanjutnya ada yang selapis dan ada yang berlapis lapis. Misalnya Epitelium pipih selapis yang tedapat pada ruang jantung dan Epitelium pipih berlapis pada rongga mulut. Epitelium kubus selapis misalnya terdapat pada retina mata dan Epitelium silindris selapis dapat ditemukan di dinding lambung dan yang berlapis dapat ditemukan di uretra.
Epitel selapis pipih terdiri dari satu lapis saja dan sel berbentuk pipih. Dilihat dari permukaan, sel-sel ini terlihat seperti lantai ubin namun dengan batas yang tidak teratur. Epitelium ini umumnya berfungsi sebagai jalan pertukaran zat dari luar ke dalam tubuh dan sebaliknya. Contoh: epitel pada pembuluh darah kapiler dan dinding alveolus.


v  Epitel selapis kubus
Epitel selapis kubus terdiri dari satu lapis sel dan sel berbentuk seperti kubus. Dari permukaan sel-sel itu terlihat seperti sarang lebah atau berbentuk poligonal. Contoh: epitel pada permukaan ovarium, kelenjar dan kelenjar tiroid.
v  Epitel selapis silindris
Epitel selapis silindris terdiri dari satu lapis sel dan selnya berbentuk silindirs (torak). Terlihat seperti epitelium kubus, namun potongan tegak lurus terlihat lebih tinggi. Sel epitel silindris ini ada yang memiliki silia pada permukaannya, seperti yang terdapat pada oviduk. Contoh: epitel pada lambung dan usus.
v  Epitel batang bersilia
Epitel ini berbentuk seperti epitel silindris selapis. memiliki bulu-bulu getar/silia. terletak di dinding rongga hidung. berfungsi sebagai penghasil mucus (lendir) untuk menangkap benda asing yang masuk, dengan getaran silia menghalau benda asing yang masuk.melekat pada mucus.
v  Epitel berlapis semu
Epitelium ini sebenarnya terdiri atas atas selapis sel epitelium, tetapi tinggi dari sel epitelium tersebut memiliki tinggi yyang tidak sama, sehinggga terlihat seperti beberapa lapis sel. Sel epitelium berlapis semu terdapat pada trakea.
v  Epitel berlapis
Sesuai dengan namanya, epitelium berlapis disusun tersusun atas dua atau lebih lapisan sel. Sel pada lapisan paling dasar disebut sebagai sel basal dan terletak di atas membran basal. Di atas sel basal terdapat beberapa lapis sel yang berbentuk gepeng, kubus ataupun batang. Ataupun berbentuk lain yang disebuut epitelium transisional.
v  Epitel berlapis gepeng
Epitel berlapis gepeng sebenarnya tidak semuanya berbentuk gepeng. Yang berbentuk gepeng hanya pada sel sebelah atas. Sel pada lapisan terbawah dapat berbentuk silindris. Contoh: epitel pada vagina.
v  Epitel berlapis kubis
Epitel berlapis kubis jarang ditemukan pada tubuh. Contoh: epitel pada saluran keluar kelenjar. berfungsi dalam sekresi dan arbsorbsi.
v  Epitel berlapis silindris
Epitel berlapis silindris jarang ditemukan. Paling banyak terdiri dari dua lapisan saja. Berfungsi sebagai tempat sekresi, arbsorbsi, sebagai pelindung gerakan zat melewati permukaan dan sebagai saluran ekskresi kelenjar ludah dan kelenjar susu. Contoh: epitel pada konjungtiva palpebra.
v  Epitel transisional
Pada epitel ini, strukturnya mirip epitel berlapis gepeng. Pada lapisan atas terdapat lapisan sel yang berbentuk payung (sel payung). Sel payung dalam keadaan regang akan memipih, misalnya dalam keadaan saluran terisi penuh. Contoh: epitel pada ureter.
2. Jaringan Pengikat dan Penyokong
            Jaringan pengikat dan penyokong adalah jaringan yang bertanggung jawab memberikan dan mempertahankan bentuk tubuh. Selain itu jaringan ini juga berfungsi membungkus organ-organ dan menghasilkan imunitas. Jaringan pengikat dan penyokong terdiri dari dua komponen yaitu matriks dan sel-sel. Matriks tersusun atas serabut dan bahan dasar. Serabut dalam jaringan penyokong dan pengikat ada 3 macam yaitu serabut kolagen, elastic dan serabut retikuler. Serabut kolagen merupakan serabut yang paling banyak dalam suatu jaringan, memiliki daya renggang tinggi dan berwarna putih. Serabut ini dapat ditemukan di tendon (penghubung otot dengan tulang). Serabut elastic bersigfat elastic, berwarna kuning dan lebih tipis dibandingkan serabut kolagen. Serabut elastis ini bercabang-cabang dan dapat ditemukan di pembuluh darah. Sifat elastic serabut akan berkutrang seiring dengan bertambahnya usia. Sedangkan seranut retkuler sangan halus dan memiliki daya elastisitas rendah. Serabut jenis ini dapat ditemukan di organ hemopoitik seperti limpa. Bahan dasar tersusun atas suatu zat yang disebut mukopolisakarida yang transparan dan homogeny, bahan dasar ini mengisi celah antar sel-sel dan serabut.
            Sel-sel terdiri dari fibrolast, makrofag, matosit, adipose, dan leukosit. Fibrolast berfungsi membentuk serabut-serabut. Makrofag memiliki bentuk berubah-ubah dan memiliki kemampuan untuk menelan benda-benda asing dalam proses fagositisis. Mastosit (mast cell) dapat menghasilkan heparin (anti pembekuan darah) dan histamine (anti alergi). Adiposa, merupakan sel khusus sebagai penyimpan lemak. Leukosit (seldarah putih) berfungsi sebagai pertahanan tubuh. Sel-sel ini berada di aliran darah dan bergerak ke luar (diapedisis) menuju ke jaringan ikat bila ada zat-zat pathogen.
            Berdasarkan atas perbedaan komposisi komponen-komponen dalam jaringan, maka jaringan ini dapat dibagi menjadi empat yaitu jaringan pengikat, jaringan tulang rawan, jaringan tulang dan jaringan darah.
(1)   Jaringan Pengikat
Jaringan pengikat terdiri dari jaringan biasa dan jaringan pengikat khusus. Jaringan pengikat biasa dibedakan menjadi dua yaitu jaringan pengikat longgar dan pengikat padat. Jaringan pengikat longgar mengandung semua komponen jaringan pengikat tapi paling banyak adalah sel fibroblast dan sel makropag. Jaringan ini mengisi ruang antar serabut dan fungsinya memberi nutrisi pada sel otot. Jaringan pengikat longgar terdapat disekitar pembuluh darah dan saraf. Sedangkan jaringan pengikat padat memiliki unsure penyusun yang sama dengan pengikat biasa hanya bedanya serabut kolagennya lebih banyak. Pada jaringan pengikat padat tidak teratur,  serabut kolagen tersusun dengan arah yang tidak menentu, misalnya terdapat di dermis kulit. Sedangkan pada jaringan yang teratur serabut kolagen tersusun rapat dan sejajar, misalnya dapat ditemukan pada tendon.
Jaringan pengikat khusus terdiri dari jaringan adipose, jaringan mukosa dan jaringan elastik. Jaringan adiposa (jaringan lemak) tersusun dari sel lemak yang berfungsi antara lain menahan goncangan, sebagai cadangan kalori dan sebagai bantalan untuk mempertahankan posisi suatu organ. Jaringan mukosa adalah jaringan yang lunak dan banyak mengandung bahan dasar. Jaringan ini dapat ditemukan di tali pusat dan di vitreus humor pada bagian mata. Sedangkan jaringan elastic banyak mengandung serabut elastic sehingga bersifat elastic. Jaringan ini dapat ditemukan di selaput suara dan di tendon otot polos.
(2)   Jaringan tulang rawan
Jaringan tulang rawan merupakan jaringan yang membentuk  kerangka sementara pada embrio. Pada masa embrio rangka tersusun atas tulang rawan. Tapi selanjutnya jaringan ini sebagian mengalami osfikasi (mengeras) menjadi tulang keras dan hanya sebagian kecil yang masih bertahan dalam bentuk tulang rawan pada masa dewasa. Jaringan tulang rawan berfungsi menyokong jaringan lemak dan pada bagian permukaan persendian berfungsi untuk mengatasi pergesekan antara ujung-ujung tulang. Jaringa  tulang rawan tidak memiliki pembuluh darah dan saraf. Ada tiga unsure utama dalam jaringan tulang rawan yaitu sel tulang rawan (kondrosit) yang terletak di suatu rongga yang disebut lacuna, serabut-serabut dan bahan dasar. Pada beberapa tempat permukaan tulang rawan dilapisi jarinhan ikat yang disebut perikondrium.
Berdasarkan perbedaan komponennya maka tulang rawan dibedakan menjadi 3 yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastic dan tulang rawan fibrosa. Tulang rawan hialin mengandung serabut kolagen yang halus, berwarna putih kebiruan dan tembus cahaya. Jaringan ini misalnya terdapat di ujung tulang keras dan saluran pernafasan . Tulang rawan elastic berwarna keruh kekuningan dan mengandung serabut kolagen dan elastin sehingga bersifat lebih elastic dibanding tulang rawan lainnya. Jaringan ini misalnya terdapat di daun telinga. Tulang rawan fibrosa mengandung serabut kolagen yang padat dan berwarna gelap dan keruh. Keelastian jaringan ini berada diantara tulang rawan hialin dan elastic. Jaringan jenis ini misalnya terdapat di ruas-ruas tulang belakang.
(3)   Jaringan Tulang
            Jaringan tulang ini bersifat lebih keras dibanding tulang rawan karena matriknya mengandung banyak garam mineral seperti kalsium fosfat. Jaringan ini berfungsi untuk membentuk kerangka dan menyokong struktur berdaging. Endapan garam mineral melingkari bagian pusat tulang sehingga terlihat seperti pita melingkar yang disebut dengan lamela. Dibatas lamela tersebut terdapat lakuna yang berisi osteosit (sel tulang). Permukaan luar tulang dibungkus jaringan pengikat yang disebut periosteum dan lapisan dalamnya juga dilapisi jaringan pengikat yang disebut endosteum.
            Berdasarkan susuanan matriknya maka tulang keras dibedakan menjadi dua yaitu tulang keras/kompak dan tulang berongga/spons. Tulang keras memiliki matriks yang tersusun rapat, sedangkan tulang spons matriksnya berongga/longgar. Pada tulang keras/kompak, lamela – lamela tersusun secara konsentris mengelilingi saluran yang mengandung pembuluh darah, saraf jaringan pengikat. Lamela beserta salurannya membentuk satu kesatuan yang disebut system Havers.
(4)   Jaringan Darah
Jaringan darah merupakan jaringan yang beredar, yang terdiri dari sel – sel darah yang terdapat di plasma darah.Jaringan darah terdiri atas plasma darah,sel darah merah,sel darah putih,dan keping-kepingdarah.Mari cermati uraian berikut ini :


1.      Plasma Darah
Plasma darah disusun oleh sebagian besar air, protein, senyawa organik, dan senyawa anorganik. Protein Plasma terdiri atas albumi, globulin, dan fibrinogen. Fibrinogen diperlukan untuk membentuk fibrin dalam proses pembekuan darah. Fungsi plasma darah adalah mengedarkan sari – sari makanan.
2.      Sel Darah Merah (eritrosit)
Sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf, dan tidak mempunyai inti. Garis tengah 2- 7μm. Dalam eritosit terdapat hemoglobin yang berfungsi mengikat O2 dan membentuk oksi hemoglobin. Eritrosit dibentuk dalam sumsum tulang merah.
3.      Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih dibagi menjadi dua kelomok yaitu granulosit (terdapat granula protein)  dan agranulosit ( tidak memiliki granula protein). Granulosit dibagi menjadi eosinofil, neotrofil, dan basofil. Sedangkan agranulosit terbagi menjadi monosit dan lomposit. Leukosit berperan dalam pertahanan seluler.
4.      Trombosit
Trombosit atau berkeping – keping darah berbentuk cakram dengan garis tengah 2-5μm dan tidak berinti. Trombosit mengandung enzim trombokinase yang berperan dalam pembekuan darah.
Adapun fungsi darah yaitu :
a.       sebagai pengangkut bermacam – macam substansi seperti O2, hormon, dan zat makanan
b.      untuk mencegah pendarahan
c.       untuk pertahanan tubuh
d.      mengatur suhu tubuh
jaringan darah terdiri atas komponen yaitu sel – sel darah, serabut serabut , dan zat dasar (plasma). Serabut – serabut akan tampak pada darah membeku, zat dasarnya berupa cairan dan sel – sel darahnya berupa sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Eritrosit mengandung haemoglobinyan berfungsi untuk memgikat oksigen, leukosit berfungsi untuk pertahanan tuubuhdan keping darah berperan dalam proses pembekuan darah.
 3. Jaringan Otot
Secara embriologi, jaringan otot berasal dari lapisan mesoderm. Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang memanjang atau berbentuk serabut yang dapat berkontraksi karena adanya molekul miofibril. Mempunyai sifat kontraktibilitas dan relaksibilitas. Jaringan otot berfungsi sebagai penggerak. Jaringan otot rangka terdiri atas sel-sel otot yang apabila diamati dengan mikroskop memiliki garis gelap dan terang berselang-seling yang berbentuk panjang, silinder,atau gelendong yang masing-masing mengandung serabut kontraktil mikroskopik
yang panjang dan paralel disebut miofibril. Miofibril ini terdiri atas protein miosin dan aktin. Sel – sel otot melakukan kerja mekanik dengan cara kontraksi menjadi tebal dan pendek. Lapisan membran yang membatasi sel otot disebut sarkolema. Sedangkan bagian sitoplasma sel oto disebut sarkoplasma.
Jaringan otot merupakan jaringan yang bertanggung jawab untuk gerakan tubuh. Jaringan otot dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.      Jaringan Otot Lurik
Otot lurik dikenal pula sebagai otot rangka atau otot bergaris melintang. Seotot lurik mempunyai banyak inti. Berkontraksi cepat tetapi tidak mampu bekerja dalam waktu yang lama. Otot lurik bekerja di bawah pengaruh otak dan melekat pada rangka tubuh sehingga sering disebut sebagai otot rangka. Otot lurik, terbentuk silindris dengan warna lurik. Otot ini menempel di rangka sehingga terkadang disebut otot rangka. Setiap sel memiliki banyak inti yang berada di bagian tepi. Otot ini bekerja di bawah sadar (otot sadar), kontraksi cepat tapi tidak teratur dan mudah lelah.

2.      Jaringan Otot Polos
Otot polos , berbentuk gelendong. Setiap sel memiliki satu inti yang berada di bagian tengah sel. Otot ini bekerja tanpa disadari, kontraksi lambat dan tidak mudah lelah. Otot ini dapat ditemukan di bagian organ dalam seperti usus dan juga lambung.
3.      Jaringan Otot Jantung
Otot jantung, terbentuk seperti otot lurik hanya bedanya bercabang dengan inti satu di bagian tengah sel. Otot ini bekerja di luar kehendak dengan kontraksi lambat dan tidak pernah lelah.

4.  Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri dari sel – sel saraf yang disebut neuron. Jaringan saraf berfungsi sebagai jaringan komunikasi. Maksudnya jaringan saraf dalam fungsinya mampu menerima rangsang dari lingkungannya, mengubah rangsang menjadi impuls, meneruskan impuls ke pusat saraf dan pada akhirnya pusat saraf memberikan tanggapan atas rangsang tersebut. Semua kegiatan ini dapat terselenggara karena bentuk sel saraf yang khasyaitu mempunyai tonjolan yang bercabang – cabang.
Berdasarkan fungsinya, neuron terbagi menjadi tiga yaitu :
1.      Neuron sensorik (afferent) berfungsi untuk menerima rangsang dari reseptor untuk selanjutnya disampaikan ke saraf pusat.
2.      Neuron motorik (efferent) berfungsi menerima tanggapan dari saraf pusat untuk selanjutnya disampaikan ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respon.
3.      Neuron konektor (interneuron) berfungsi sebagai penghubung antara neuron sensorik dan motorik.
Neuron terdiri atas tiga bagian yaitu :
1.      Badan sel yang mengandung nukleus (inti) beserta nukleolus (anak inti)
2.      Dendrit yang merupakan juluran yang pendek dari badan sel dan berfungsi menerima rangsang dari luar dan meneruskannya ke badan sel.
3.      Akson yang merupakan juluran yang panjang dari badan sel dan berfungsi menerima rangsang dari badan sel. Akson diselubungi selaput disebut neurilema dan di sebelah dalamnya terdapat selubung myelin. Bagian akson yang tidak tertutup selubung myelin disebut nodus Ranvier. Dibagian ujung akson bercabang – cabang yang disebut dengan botton terminal. Antara neuron satu dengan neuron lain dipisahkan oleh sebuah celah yang disebut sinapsis.

B.   Organ, Sistem Organ dan Organisme
ü  Organ
Beberapa macam jaringan bekerja sama membentuk suatu alat tubuh yang melakukan pekerjaan tertentu. Alat tubuh makhluk hidup disebut organ. Pada manusia dan hewan menyusu terdapat beberapa organ, antara lain jantung, paru-paru, mata, telinga, dan ginjal. Jantung dan paru-paru tersusun atas jaringan otot dan jaringan saraf. Jantung berfungsi memompa darah dan [aru-paru berfungsi sebagai alat pernafasan. Mata tersusun atas beberapa jaringan antara lain jaringan otot, jaringan saraf, dan jaringan ikat. Telinga tersusun atas beberapa jaringan antara lain jaringan tulang rawan, tulang keras, jaringan saraf, dan jaringan epitel.
Tumbuhan berbunga memiliki beberapa organ, yaitu akar, daun, batang, dan bunga. Masing-masing organ tersebut terdiri atas bermacam-macam jaringan. Akar berfungsi menyerap air dan mineral dari tanah, menegakkan batang, dan dapat juga sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Jaringan yang menyusun akar antara lain jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan pengakut. Jaringan epidermis terletak pada bagian paling luar, fungsinya melindungi jaringan dibawahnya. Pada akar yang masih muda epidermisnya berdinding tipis sehingga mudah dilalui air. Pada epidermis akar terdapat rambut akar yang fungsinya memperluas bidang penyerapan akar. Jaringan parenkim pada akar merupakan penghubung jaringan epidermis dan jaringan pengakut. Fungsi jaringan parenkim sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
Batang merupakan organ penghubung akar dan daun. Jaringan-jaringan yang menyusun batang antar lain epidermis, jaringan parenkim, pembuluh kayu(xilem), dan pembuluh tapis (floem). Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari tanah ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut zat makanan hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tumbuhan.
Daun tersusun atas beberapa jaringan antara lain jaringan epidermis daun, jaringan tiang (palisade), jaringan bunga karang, dan jaringan pengakut. Jaringan epidermis daun terletak pada permukaan bawah dan permukaan atas. Epidermis atas tersusun oleh lapisan lilin (kutikula). Pada epidermis bawah ada beberapa sel yang berubah menjadi mulut daun (stomata). Bunga merupakan organ reproduksi, berfungsi sebagai alat perkembangbiakan secara generatif. Berdasarkan kelengkapan bagian-bagiannya, bunga dapat dibedakan menjadi bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga yang tidak memiliki satu atau lebih bagian-bagian bunga disebut bunga tidak lengkap.

ü  Sistem Organ
Di dalam tubuh hewan dan manusia, organ-organ yang dimiliki tidak dapat bekerja sendiri-sendiri, namun saling berhubungan untuk dapat melaksanakan fungsi yang lebih besar. Beberapa organ yang saling berhubungan dalam melaksanakan fungsi tertentu membentuk sistem organ. Beberapa macam sistem organ yang terdapat pada tubuh hewan dan manusia antara lain sistem pencernaan, sistem transpor, sistem rangka, sistem pernafasan, sistem pengeluaran , dan sistem saraf.
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri atas organ-organ yang saling berhubungan, yaitu organ mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
Sistem pernafasan pada manusia dan hewan menyusu tersusun atas organ-organ yang membantu proses pertukaran gas dalam tubuh. Organ-organ dalam sistem pernafasan manusia dan hewan menyusu antara lain hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Sistem peredaran darah pada manusia dan hewan menyusu teriri atas jantung, pembuluh nadi (arteri), pembuluh balik (vena), dan pembuluh kapiler. Jantung merupakan alat pemompa darah sekaligus sebagai pusat peredaran darah. Pembuluh nadi dilalui darah dari jantung yang menuju keseluruh tubuh. Pembuluh balik dilalui oleh darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung. Pembuluh kapiler merupakan penghubung pembuluh nadi dan pembuluh balik. Pembuluh kapiler langsung berhubungan dengan sel-sel tubuh.
Sistem organ yang terdapat pada tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji adalah sistem pengangkutan (transportasi). Sistem transportasi tumbuhan melibatkan jaringan –jaringan pengangkut yang terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Sistem ini terdapat mulai dari akar, batang, sampai ke daun.
ü  Organisme
Beberapa sistem organ bergabung menyusun organisme yang berupa manusia, hewan, atau tumbuhan. Kerusakan pada salah satu sistem organ dapat berpengaruh pada sistem organ lainnya, misalnya sebagai berikut,
1)      Apabila sistem ekskresi tidak bekerja dengan baik karena ginjal rusak, zat-zat sisa yang bersifat racun akan tertimbun di dalam darah. Hal ini berarti gangguan pada sistem ekskresi berpengaruh pada sistem peredaran darah.
2)      Terganggunya sistem peredaran darah akan menurunkan kemampuan darah dalam mengangkut zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Apabila kemampuan darah dalam menghantarkan oksigen terganggu, hal ini berarti mengganggu sistem pernafasan.
3)      Gangguan pada sistem pernafasan akan berpengaruh pada proses pembakaran zat makanan (oksidasi biologi) dalam tubuh. Jadi gangguan pada sistem pernafasan berpengaruh pada pembentukan energi dalam tubuh.


C.  Klasifikasi Makhluk Hidup
1. Klasifikasi Berdasarkan Kode Internasional
Klasifikasi berarti pengelompokan /penggolongan, dengan cara mencari keseragaman dalam keanekaragaman. Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk mempermudah pengenalan dalam mempelajari makhluk hidup yang beranekaragam.
Klasifikasi dilakukan didasarkan pada persamaan ciri tertentu, misalnya sebagai berikut:
a)      Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tanaman dikelompokkan menjadi pohon, tanaman perdu, semak, dan rerumputan.
b)      Berdasarkan manfaatnya, ada tanaman pangan, obat-obatan, sandang, dan hias.
c)      Berdasarkan lingkungan, ada tanaman kering (serofit), tanaman air (hidrofit), dan tanaman lembab (higrofit).
d)     Berdasarkan cara hidupnya, tanaman dikelompokan menjadi tanaman saprofit, parasit, dan epifit.

Pengklasifikasian yang berlaku secara internasional mempunyai aturan tertentu berdasarkan kode internasinal. Klasifikasi ini bertujuan untuk memudahkan mempelajari makhluk hidup. Klasifikasi dilakukan berdasarkan adanya persamaan dan perbedaan ciri terpenting yang dimiliki oleh makhluk hidup. Makhluk hidup yang memiliki persamaan ciri-ciri dimasukkan dalam kelompok (takson) yang sama. Semakin banyak persamaannya semakin dekat kekerabatannya. Takson disusun dari tingkat yang tertinggi ke tingkat terendah. Makhluk hidup yang memiliki sedikit persamaan ciri dikelompokan ke tingkatan takson yang tinggi. Sebaliknya makhluk hidup yang memiliki banyak kesamaan ciri, dimasukkan dalam takson yang lebih rendah. Ciri-ciri yang menjadi dasar pengelompokan meliputi ciri morfologi (bentuk luar), anatomi (susunan tubuh), fisiologi (faal tubuh), sifat-sifat biokimia, dan genetik. Susunan genetik inilah yang sebenarnya menentukan ciri morfologi maupun ciri yang lain pada makhluk hidup.
Takson terendah adalah spesies. Makhluk hidup dimasukkan ke dalam satu spesies apabila dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil. Keturunan fermtil artinya keturunan yang dapat berkembangbiak untuk menghasilkan keturunan baru. Adapun cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang pengelompokan makhluk hidup secara sistematik disebut taksonomi.Carolus Liunacus (Karl Line) telah menemukan klasifikasi tumbuhan (1753) dan klasifikasi hewan (1758), selain itu juga menciptakan sistem tata nama makhluk hidup yang disebut sistem tata nama ganda (binomial nomen klatur), karena itu ia dijuluki bapak taksonomi.

Urutan kategori di atas tidak boleh bolak-balik, keterangan tentang tahapan-tahapan pengelompokan makhluk hidup berturut-turut dari tahap awal sampai tahap akhir akan berbentuk sejumlah keterangan yang tersusun berpasangan mengenai ciro-ciri struktur lahirlah makhluk hidup. Contoh :  Anjing termasuk ke dalam kerajaan animalia, Filum Chordata, Klas Mamalia, Ordo Carnivora, Famili Canidae, Genus Canis, dan spesies Canis lupus.
2. Kunci Determinasi
            Kunci determinasi adalah petunjuk yang dapat digunakan untuk menentukan jenis hewan yang ada di lingkungan. Di dalam kunci ini tercantum ciri-ciri hewan atau tumbuhan yang akan ditentukan golongannya. Karena setiap keterangan dalam kunci determinasi terdiri atas sepasang ciri yang berlawanan, maka disebut juga kunci dikotomi.
            Hewan dan tumbuhan yang akan   ditentukan golongannya harus diidentifikasikan (dicandra atau dipertelakkan). Setiap kunci yang ditimbulkan di dalam kunci determinasi hendaknya bersifat khusus yang hanya dimiliki oleh kelompok hewan atau tumbuhan tertentu dan tidak dimiliki oleh hewan atau tumbuhan kelompok yang lain. Dalam mempertelakan digunakan sistem ya dan tidak. Hanya saja, kunci determinasi tidak digunakan secara umum. Kunci determinasi hanya dibuat untuk lingkungan tertentu, sehingga tidak tepat jjika digunakan di lingkungan yang lain.
3. Tata cara pemberian nama makhluk hidup  
            Pemberian nama ilmiah makhluk hidup secara internasional adalah dengan menggunakan sistem tata nama ganda (binomial nomen klatur). Adapun ketentuannya adalah sebagai berikut.
a.       Nama makhluk hidup terdiri dari atas dua kata (umumnya bahasa latin atau yang dilatinkan).
b.      Kata pertama menunjukkan Marga (genus) yang diawali dengan huruf besar, sedangkan kata kedua menunjukkan jenis yang diawali dengan huruf kecil.
c.       Penulisan dua kata selalu digarisbawahi atau di cetak tebal/miring.

4.      Perkembangan Sistem Klasifikasi
Sistem klasifikasi selalu berkembang, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan sistem klasifikasi adalah sebagai berikut.
a.    Dua kingdom:
1.      Plantae (tumbuhan)
2.      Animalia (hewan)
b.    Tiga kingdom:
1.      Fungi
2.      Plantae (tumbuhan)
3.      Animalia (hewan)
c.    Empat kingdom:
1.      Monera
2.      Fungi
3.      Plantae (tumbuhan)
4.      Animalia (hewan)
d.   Lima kingdom:
1.      Monera
2.      Protista
3.      Fungi
4.      Plantae (tumbuhan)
5.      Animalia (hewan)
Sementara virus dikelompokkan ke dalam golongan tersendiri di luar kingdom-kingdom makhluk hidup.

Dalam dunia biologi, sistem klasifikasi dapat berbeda-beda menurut ahli yang mengemukakannya dan dapat mengalami perubahan seiring dengan penemuan terbaru.
Sistem klasifikasi 5 kingdom dikemukakan oleh Robert H. Whittaker, makhluk hidup dibedakan menjadi kingdom Monera, Protista, Fungi, Plantae, Animalia. Berikut ini adalah ciri-ciri umum organisme dari klasifikasi 5 kingdom.
1.    Monera
Monera adalah kingdom makhluk hidup yang tidak memiliki membran inti (organisme prokariot). Tubuhnya terdiri dari  bahan inti berupa asam inti atau DNA (deoxyribonucleic acid). Contoh organisme prokariot adalah bakteri dan alga hijau-biru.
2.    Protista
Protista adalah kingdom makhluk hidup yang terdiri dari satu sel atau banyak sel dan memiliki membran inti (organisme eukariot). Segala kegiatan hidup protista dilakukan oleh sel itu sendiri. Kegiatan hidup tersebut meliputi makan,pertukaran gas, menanggapi rangsangan, bergerak dan berkembang biak. Macam-macam Protista antara lain:  protista mirip hewan (protozoa), protista mirip tumbuhan (alga), dan protista mirip jamur. Alga memiliki klorofil sehingga mampu berfotosintesis. Sebaliknya, protozoa tidak memiliki klorofil sehingga tidak mampu berfotosintesis.
3.    Fungi (jamur)
Fungi atau jamur merupakan kingdom makhluk hidup yang tidak memiliki kloroplas. Tubuh jamur ada yang terdiri dari satu sel, berbentuk benang, atau tersusun dari kumpulan benang. Dinding selnya tersusun dari zat kitin.

4.    Plantae (tumbuhan)
Plantae atau kingdom tumbuhan adalah makhluk hidup bersel banyak yang mempunyai kloroplas. Di dalam kloroplas terkandung klorofil. Oleh karena mempunyai klorofil, maka tumbuhan dapat melakukan fotosintesis. Sel tumbuhan termasuk eukariot (mempunyai membran inti) dan dinding selnya tersusun dari selulosa. Tumbuhan umumnya memiliki akar, batang, dan daun, kecuali lumut yang memiliki akar semu (rizoid). Perkembangbiakan tumbuhan terjadi secara kawin dan tak kawin. Perkembangbiakan secara kawin dilakukan oleh organ khusus yang menghasilkan sel gamet. Tumbuhan biji menghasilkan biji sebagai hasil fertilisasi (pembuahan).
5.    Animalia
Animalia adalah kingdom hewan. Sel-selnya mempunyai membran inti (eukariot) dan tidak memiliki kloroplas. Selain itu, sel hewan tidak memiliki dinding sel. Berbeda dengan tumbuhan, hewan dapat bergerak aktif dan memiliki sistem saraf.
            Sistem Klasifikasi 2 kingdom membedakan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan besar, yaitu Plantae (tumbuhan) dan Animalia (Hewan).

BAB III
 PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Secara garis besar jaringan pada hewan dikelompokan menjadi empat yaitu: jaringan epitelium, jaringan pengikat dan penyokong, jaringan otot, dan jaringan saraf. Setiap jaringan tersebut terbagi lagi dan memiliki masing – masing fungsi yang berbeda. Pada manusia dan hewan menyusui terdapat beberapa organ, antara lain jantung, paru- paru, mata, telinga, dan ginjal. Jantung dan paru – paru tersusun atas jaringan otot dan jaringan saraf. Organ – organ yang dimiliki di dalam tubuh manusia dan hewan tidak dapat bekerja sendiri – sendirin namun saling berhubungan untuk dapat melaksanakan fungsi yang lebih besar. Beberapa organ yang saling berhubungan dalam melaksanakan fungsi tertentu membentuk sistem organ. Beberapa sistem organ bergabung menyusun organisme yang berupa manusia, hewan, atau tumbuhan.

B.  Saran
                  Untuk lebih memahami semua tentang mahluk hidup dan proses kehidupan, disarankan para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini dapat memahami materi tersebut dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari.


Daftar Pustaka

Kusmariyatni,Rati dan Astawan. 2013. Konsep Dasar IPA 1 Bermuatan Peta Pikiran. Singaraja: Undiksha
Wikipedia.2013.”Jaringan epitel. ”.Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_epitel#Jaringan_Epitelium_penutup. Diunduh tanggal 24 Maret 2014
Wikipedia.2013.”Organ”. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/organ_(anotomi). Diunduh tanggal 24 Maret 2014

Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.